UNTUK PARA PEMBACA BLOG UMMU SUMAYAH MEDICAL CENTER, KARENA SATU DAN LAIN HAL, KAMI TERPAKSA BERMIGRASI DARI BLOG INI KE klinikusmc.blogspot.com ATAS KETIDAKNYAMAN INI KAMI MOHON MAAF YANG SEBESAR BESARNYA

Senin, 11 Juni 2012

Anak anak dalam puisi Ayah

Seorang laki laki menangis?tidak mengapa. Itu hal yang wajar. Laki laki juga manusia. Punya rasa punya hati. Dia bukan besi.
Umar Bahaudin Al Amiri, seorang penyair dari Mesir, mengungkapkan perasaannya dalam
“Anak  anak dalam puisi Ayah”



Dimana kegaduhan merdu
Dimana kebisingan syahdu
Dimana belajar yang selalu diselingi senda gurau
Dimana masa kanak kanak yang membara
Dimana boneka dan buku buku yang berserakan di atas lantai
Dimana rengekan yang tak bermaksud
Dimana kegaduhan yang tak bersebab
Dimana tangis dan tawa
Yang bersatu dalam satu masa
Dimana perebutan  untuk duduk disampingku
Ketika mereka akan makan dan minum
Mereka saling berdesakan untuk duduk  di sampingku
Dan dekat denganku dimana saja mereka bergerak
Dengan dorongan fitrah mereka menuju kepadaku
Pada saat mereka takut dan senang
Ketika mereka riang
Senandung mereka adalah “ayah”
Ketika mereka marah
Ancaman mereka adalah “ayah”
Ketika mereka jauh
Bisikan mereka adalah “ayah”
Ketika mereka dekat ratapan mereka adalah “ayah”
Kemarin mereka memenuhi rumah kita
Sayang , mereka sekarang telah pergi
Seakan akan kesunyian itu menimpakan bebannya yang berat ke dalam rumah ini
Ketika mereka pergi
Sunyinya rumah ibarat
Tenangnya orang sakit
Seisi rumah diselimuti kesedihan dan kelelahan
Mereka telah pergi
Ya, mereka telah pergi
Namun , tempat tinggal mereka adalah hatiku
Mereka tidak jauh, meskipun tidak pula mereka dekat
Kemana saja jiwaku berpaling
Kuselalu melihat mereka
Kadang mereka diam
Kadang mereka lompat
Didalam rumah yang tak pernah mengenal lelah ini
Masih kurasakan senda gurau mereka
Masih kulihat pancaran sinar mata mereka
Ketika mereka berhasil
Masih kulihat linangan air mata mereka
Ketika mereka gagal
Di setiap sudut rumah
Mereka tinggalkan suatu kesan
Mereka tinggalkan kegaduhan
Pada kaca kaca jendela yang mereka pecahkan
Pada dinding dinding yang mereka lubangi
Pada pegangan pintu yang mereka patahkan
Pada daun pintu yang mereka  gambari
Pada piring piring yang ada sisa makanan mereka
Pada bungkus permen yang mereka lemparkan
Pada belahan apel yang mereka sisakan
Pada lebihan air yang mereka tumpahkan
Kemana saja mataku memandang
ku Selalu melihat mereka
Bagaikan sekumpulan burung dara yang terbang melayang

Kemarin mereka singgah di Qornail
Sekarang mereka didekap halab
Air matalah yang aku tahan dengan tabah

Ketika mereka bertangisan saat mereka pergi
Hingga ketika mereka bertolak

Mereka telah merengut jantung dari rongga dadaku
Kudapatkan diriku bagai seorang bocah
Yang penuh dengan perasaan

Airmataku jatuh tertumpah bagaikan air bah
 Kaum wanita akan merasa heran

Lebih heran lagi jika aku tidak menangis

Tak selamanya tangisan itu kelemahan

Aku, dan di dalam diri ini ada keteguhan lelaki
adalah seorang Ayah


By: Umar bahaudin Al Amiri


ditulis kembali oleh: Atikah jabal haq

........................................................................................................................................


Ayah ... (Nyanyian dari Koes plus)

Betapa kuagungkan

Betapa kuharapkan


Ayah ...

Betapa kau berpesan

Betapa kau doa kan


Ayah

Betapa pengalaman

Dahulu dan sekarang


Ayah

Rambutmu t'lah memutih

Cermin suka dan sedih


Ayah ...

Ceritakan kembali

Riwayat yang indah waktu dahulu


(*) Ayah ...

Ku takkan bosan mendengar

Riwayat waktu kau muda perkasa


(**) Ayah ...

Kau dapat,merindukan

Kau dapat mengenangkan

 
(***) Ayah ...

Waktu terus berlalu

Sampai ke anak cucu


SALAM HORMAT BUAT PARA AYAH DIMANA SAJA BERADA

dari: Atikah Jabal Haq Binti Abdurrasyid Yudha Prawira



ayah

2 komentar:

untuk kebaikkan kita bersama silahkan berkomentar secara baik dan sopan